Minggu, 07 Januari 2024

KONSEP TAQDIR DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA Part. 1

Posted by with No comments

 A. Pengertian Taqdir 

Kata Taqdir (taqdir) terambil dari kata qaddara yang berasal dari akar kata qadara, yang antara lain berarti mengukur. Memberi kadar atau ukuran, sehingga jika kita berkata, “Allah telah menakdirkan demikian, maka itu berarti Allah telah memberi kadar atau ukuran maupun batas tertentu di dalam diri, atau kemampuan maksimal makluk-Nya.”

Dari sekian banyak ayat Al- qur`an di pahami bahwa semua makluk telah di tetapkan Taqdirnya oleh Allah SWT. Menuntun dan menunjukkan mereka arah yang seharusnya mereka tuju begitu di pahami antara lain dari ayat-ayat permulaan surat Al-A`la : 

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ 

 “Sucikanlah nama Tuhanmu yang maha tinggi, yang menciptakan semua mahluk dan menyempurnakan-Nya, yang memberi Taqdir kemudian mengarahkan-Nya” (Q. S Al-A`la: 1-3). 

Juga di tegaskan pula dalam surat Yasin yang artinya: “Dan matahari berada di tempat peredarannya. Demikian itulah Taqdir yang di tentukan oleh Allah yang maha perkasa lagi maha mengetahui.” (Q. S Yasin: 38). 

Percaya kepada Taqdir qada dan qadhar, merupakan rukun iman yng ke 6 atau terakhir. Beriman kepada Taqdir artinya seseorang mempercayai dan meyakini bahwa Allah telah menjadikan segala makhluk dengan kodrat dan irodatnya dengan segala hikmahnya. 

Dalam pengertian sehari-hari, qada berarti keputusan atau ketetapan, sedangkan qadar berarti ketentuan atau ukuran. Secara rinci pengertian qada adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang menyangkut makhluknya, seperti bulan mengitari matahari, api membakar, nasib baik dan buruk, manfaat dan malapetaka, sukses dan gagal sehat dan sakit dan sebagainya. Sedagkan qadar adalah perwujudan dari ketentuan-ketentuan Allah telah ada sejak zaman azali. Kepercayaan kepada qada dan qadhar Allah secara ringkasnya menyatakan, bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, termasuk juga yang terjadi pada diri manusia, baik dan buruk, semuanya tidaklah terlepas dari Taqdir atau ketentuan ilahi. 

Semuanya yaitu alam benda-benda atau masyarakat manusia, dikuasai oleh suatu hukum yang pasti dan tetap, juga tidak tunduk kepada kemauan manusia. Bukti adanya Taqdir tuhan ini dapat dilihat pada diri manusia sendiri, sejak lahir sampai mati. Kapan dan di mana manusia lahir, ia tidak memilihnya, dan ketika lahir ke dunia, manusia tidak memilih ibu dan bapak. Tidak memilih bangsa dan tanah air. Bahkan juga tidak memilih jenis laki-laki atau perempuan, dan tidak memilih bentuk dan rupa tubuhnya sendiri. Semua itu telah ditentukan (di Taqdirkan) oleh Allah, dan manusia tinggal menerimanya saja. 

Pendek kata Taqdir atau qada dan qadhar Allah yang menguasai alam ini tidak terbantah adanya. Segi kehidupan di alam ini membuktikannya sendiri, karena itu orang islam wajib mempercayainya.3 Allah berfirman dalam surat al-hadid: 22

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ


Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuz). Sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(Q. S Al-hadid 22). Dalam al-qur`an berkali-kali disebutkan masalah kadar atau Taqdir, seperti,:  

a. Segala sesuatu terlaksana dengan Taqdir tuhan 

b. Segala sesuatu dalam perbendaharaan Taqdir tuhan. 

0 Reviews:

Posting Komentar

Silahkan tinggal pesan, dilarang SPAM, SARA dan Melanggar Hukum