Sabtu, 06 Januari 2024

Harmonisasi Tauhid dalam Kehidupan Sosial (Fungsi dan Peran Tauhid di Era Modern)

Posted by with No comments

 Oleh : Sumario

 

1.      PENDAHULUAN

Fungsi sosial tauhid dalam kehidupan Muslim di era modern sangatlah penting. Mengharmoniskan tauhid dapat menciptakan keselarasan antara manusia dengan Allah, yang merupakan tujuan utama dari ajaran Islam. Dengan mengharmoniskan tauhid, manusia akan menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, penguasa, dan tujuan hidup mereka. Mereka akan beribadah, beramal, dan bersikap sesuai dengan kehendak Allah. Selain itu, mengharmoniskan tauhid juga dapat meningkatkan kualitas iman dan amal shaleh manusia, mempererat hubungan sosial antara manusia, serta membuat manusia lebih konsisten dan istiqomah dalam menjalankan iman dan amal shaleh mereka. Dengan demikian, mengharmoniskan tauhid sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai hamba Allah dan sebagai bagian dari masyarakat yang harmonis dan damai.  

Islam adalah agama yang mengajarkan kepasrahan kepada Allah SWT. Istilah "Islam" sendiri memiliki arti harfiah kepasrahan. Namun, dalam Islam, kepasrahan bukanlah penyerahan fatalis atau jabariah, melainkan dimulai dengan ketakwaan yang tulus dan lurus (hanif). Dalam kepasrahan, terdapat energi yang sangat bersih yang berasal dari keimanan yang bersumber dari tauhid. Tauhid adalah konsep tentang kesatuan, keesaan, dan ketunggalan Allah SWT. Konsep ini bertentangan dengan kesyirikan, split personality, dan kemunafikan. Dalam Islam, konsep tauhid disimpulkan dalam kalimat laa ilaaha illa Allah yang mengandung peniadaan dan penegasan sekaligus. Artinya, kita menafikan segala sesuatu selain Allah dan mewujudkan Allah dalam semua dimensi pikiran, konsep, dan tindakan. Dengan pemahaman yang benar tentang konsep tauhid, kita dapat memperkuat keimanan dan kepasrahan kita kepada Allah SWT[1].

Dalam hal keimanan, tauhid juga menjadi pondasi yang penting. Tauhid memastikan bahwa keimanan umat manusia terjaga dengan baik dan konsisten. Ketika seluruh ajaran-ajaran tauhid dilaksanakan secara konsisten, maka kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia dapat terjamin. Tauhid mengajarkan umat Islam untuk menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka, sehingga mereka dapat hidup dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

 

2.      PEMBAHASAN

Pengertian Tauhid

Konsep tauhid sosial yang diajukan oleh M. Amien Rais memiliki keterkaitan yang erat dengan pemahaman tentang tauhid itu sendiri. Tauhid adalah keyakinan dalam agama yang mengesakan Allah dan juga merupakan komitmen yang dipegang oleh seorang manusia sebagai hamba kepada Tuhannya. Komitmen ini diwakili oleh kalimat syahadat, yaitu kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ibadah-ibadah seperti salat tidak hanya berfungsi sebagai bentuk pengabdian individu kepada Allah, tetapi juga dapat memperkuat hubungan sosial antara sesama muslim, zakat dapat mengurangi kesenjangan ekonomi, puasa dapat meningkatkan empati dan solidaritas sosial, ibadah haji dapat memperkuat persatuan dan persaudaraan umat muslim. Semua ibadah tersebut memiliki implikasi sosial yang signifikan.[2].

Menurut konsep Tauhid Amien Rais, pengertian tauhid diantaranya adalah :

  •     Tauhidillah adalah  kesatuan ketuhanan yang meyakini hanya Allah SWT yang wajib disembah dan keyakinan bahwa tuhan itu lebih dari satu dianggap sebagai kekafiran.
  •      Tauhidillah adalah kesatuan penciptaan, di mana semua makhluk di alam semesta ini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, yang bisa dideteksi maupun yang tidak bisa dideteksi, semuanya merupakan ciptaan Allah.
  •     Tauhidillah adalah kesatuan kemanusiaan, di mana semua manusia, tanpa memandang perbedaan warna kulit, latar belakang, bahasa, geografi, dan sejarah, tetap memiliki kesatuan sebagai umat manusia.
  •      Tauhidillah adalah kesatuan tuntunan hidup, di mana tuntunan hidup yang bersumber dari wahyu Allah SWT menjadi pedoman bagi orang yang beriman untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
  •     Tauhidillah adalah kesatuan tujuan hidup, di mana karena adanya kesatuan tuntunan hidup, tujuan hidup umat manusia seharusnya sama secara konseptual dan teoretis.[3].

Dalam struktur biologis, tauhid berperan sebagai inti yang menggerakkan kehidupan fisik manusia dengan memberikan stabilitas. Sementara itu, dalam struktur fisik, panca indera berfungsi sebagai pelayan yang setia kepada kekuatan batin. Di dalam batin terdapat nafsu, kalbu, akal, dan roh. Nafsu, kalbu, dan akal berada di bawah pengaruh roh. Namun, di antara keduanya terdapat lembah yang luas, tempat di mana godaan syaithan hidup dan menggoda manusia. Tauhid mengingatkan manusia untuk selalu mengikuti dimensi Tuhan agar terhindar dari godaan tersebut. Dalam perjalanan hidup manusia, seperti yang tergambar dalam kisah Nabi Adam dan isterinya, manusia rentan terbawa arus godaan syaithan yang kuat, yang dapat mengakibatkan hukuman dan pengusiran dari surga. Namun, dengan kasih sayang Tuhan, manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, bertaubat, beriman, dan beramal saleh untuk mencapai kehidupan yang baik di akhirat[4].

 

Harmonisasi Tauhid dalam Kehidupan Sosial

Islam itu harmonis sebagaimana makna generik al-Islam dari kata salima yang berarti kepasrahan, ketundukan, penghormatan, keikhlasan dan keharmonisan. Simpul-simpul harmoni dalam Islam didasari oleh ruh tauhid, mengesakan Allah, niat atau perencaan untuk berfikir positif-prospektif dan amal shalih atau kerja keras dengan menjaga kualitas serta asas manfaat bersama[5].

Tauhid merupakan konsep sentral dan esensial dalam Islam yang menuntut komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat dan rasa syukur. Konsep ini juga menjadi satu-satunya sumber nilai dalam Islam. Manusia yang bertauhid memiliki tugas untuk membersihkan manusia dari menyembah berhala dan benda-benda lainnya, dan hanya menyembah Allah. Selain itu, tauhid juga mencakup hubungan horizontal dengan sesama manusia. Oleh karena itu, tauhid memiliki fungsi membentuk masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya nilai keadilan sosial. Hal ini memberikan inspirasi pada manusia untuk mengubah dunia disekelilingnya agar sesuai dengan kehendak Allah.

Dalam konteks pengembangan umat, tauhid memiliki peran penting dalam mentransformasikan setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih ideal. Individu yang meyakini tauhid memiliki tujuan hidup yang jelas, yaitu ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah semata. Mereka juga menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah dan bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan paham hidupnya. Dengan demikian, individu yang meyakini tauhid tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal tanpa nilai sehingga tidak pernah mengejar kekayaan, kekuasaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan.[6].

Fungsi Tauhid dalam Kehidupan Manusia

Fungsi Sosial Tauhid Dalam Kehidupan Muslim di Era Modern diantaranya adalah :

1)      Membebaskan manusia dari perbudakan dan penyembahan kepada sesama makhluk.

Salah satu tantangan yang dihadapi manusia saat ini adalah membebaskan diri dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk. Meskipun demikian, masih banyak manusia, termasuk umat muslim, yang cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyang mereka tanpa berpikir kritis. Mereka juga sering kali menyerah dan tunduk kepada para pemimpin mereka tanpa memiliki keberanian untuk mengkritik. Al-Qur'an telah mengingatkan bahwa orang-orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir (QS. Al- Ahzaab : 66-67).

2)      Menjaga manusia dari nilai-nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan seksual belaka

Dalam Islam, kalimat "Lailaaha illa Allah” (tidak ada Tuhan selain Allah) memiliki fungsi pembebasan bagi manusia. Dengan mengucapkan kalimat ini, seorang muslim telah mengakui bahwa hanya Allah SWT yang layak disembah sebagai Kholiq. Oleh karena itu, umat muslim memiliki tanggung jawab untuk membebaskan manusia dari menyembah sesama manusia dan mengarahkan mereka untuk menyembah Allah SWT semata. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga manusia dari nilai-nilai palsu yang berasal dari hawa nafsu, keinginan akan kekuasaan, dan kesenangan semata. Kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan kekayaan dapat mengaburkan akal sehat dan menghilangkan pikiran yang jernih.

3)      Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Al-Qur'an juga menekankan pentingnya tauhid sebagai kerangka pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, tauhid menjadi landasan untuk mencari kebenaran tentang segala hal yang ada di alam semesta ini, baik yang bersifat abstrak, potensial, maupun konkret. Dengan memahami batasan-batasan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, manusia tidak akan terjebak dalam kesombongan yang berujung pada kehancuran. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk tidak melampaui batas dalam pemahaman ilmu pengetahuan.

4)      Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran-ajaran dilaksanakan secara konsisten.

Membimbing umat Islam agar mengarahkan kesadaran intelektual mereka kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang penting. Hal ini berarti bahwa segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dan kejadian yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah SWT yang telah mengatur semuanya dengan sempurna. Sebagai pemilik seluruh isi alam ini, Allah SWT mengetahui segala hal yang ghoib maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang tampak. Oleh karena itu, hanya Allah SWT yang layak untuk disembah dan tidak ada Tuhan selain Dia. Dengan keyakinan yang kuat dan konsisten seperti ini, umat Islam akan terhindar dari pengaruh zaman dan tidak mudah terpengaruh oleh keyakinan yang salah.

5)      Mengajarkan kepada umat Islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka.

Dengan menjadikan tauhid sebagai landasan dalam hidup, serta melaksanakan perintah yang ada, maka akan tercipta kebahagiaan dan kedamaian hidup yang tak terbatas. Karena telah tertanam dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan atau kekuasaan selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Mengajarkan kepada umat Islam agar menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka.

 

KESIMPULAN

1.      Harmoni tauhid pada kehidupan sosial adalah penting untuk menciptakan keserasian antara manusia dengan Allah dalam berinteraksi dan bersikap terhadap sesama makhluk. Hal ini dapat dicapai dengan memiliki keimanan yang kuat dan konsisten kepada Allah sebagai satu-satunya pencipta, penguasa, dan tujuan hidup. Selain itu, harmoni ini juga menunjukkan sikap toleransi, saling menghargai, dan saling membantu antara umat beragama yang berbeda-beda. Oleh karena itu, harmoni ini merupakan salah satu tujuan dari ajaran tauhid yang mengajak manusia untuk cinta damai, kerja sama, dan keadilan.

2.      Untuk mewujudkan harmoni tauhidillah pada kehidupan sosial, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, kita harus menyadari bahwa semua manusia adalah makhluk Allah yang memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan-Nya. Kita tidak boleh memandang rendah atau merendahkan orang lain berdasarkan perbedaan ras, suku, bangsa, atau agama. Kedua, kita harus menghormati perbedaan pendapat, keyakinan, dan pilihan hidup orang lain tanpa memaksakan kehendak atau merendahkan mereka. Kita harus menghindari sikap fanatik, eksklusif, atau intoleran yang dapat menimbulkan konflik dan permusuhan. Selain itu, kita juga harus membangun dialog dan komunikasi yang konstruktif, santun, dan beradab dengan orang lain. Kita harus menjalin hubungan yang harmonis, saling mengenal, dan saling menghormati. Kita harus menjauhi fitnah, gosip, atau ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan dan kerukunan. Terakhir, kita harus bersikap adil, jujur, dan bertanggung jawab dalam segala urusan. Kita harus menjauhi segala bentuk penipuan, korupsi, atau kezaliman yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

 

Sumber :

Devia Maharani Lubis, Reza Noprial Lubis, and Siska Wulandari Lubis. “Peran Dan Fungsi Tauhid Dalam Kehidupan Sosial.” Tarbiyah-Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran 1, no. April (2022).

Hidayah, Nurul, and Suwadi Suwadi. “Implementasi Konsep Tauhid Sosial M. Amien Rais Di SMA Internasional Budi Mulia Dua Yogyakarta.” Jurnal Pendidikan Agama Islam 12, no. 1 (2015): 31–44.

Roqib, Moh. “Dakwah Islam : Antara Harmonisasi Dan Dinamisasi.” Komunika 1, no. 1 Januari-Juni (2007).

Sukarni. “Hakikat Islam: Peran Tauhid Dalam Kehidupan.” Baitul Aeqam UMB (2022).

 

0 Reviews:

Posting Komentar

Silahkan tinggal pesan, dilarang SPAM, SARA dan Melanggar Hukum