Selasa, 09 Januari 2024

SOP Pasien Rujuk Balik

Posted by with No comments

 


KAJIAN ULANG KONDISI MEDIS

PADA PASIEN RUJUK BALIK

 


SOP

No.

:

Dokumen

SOP/01/UKPP-

 

RKGM/I/2023

 

No.

                              :    04

Revisi

 

Tanggal

                              :    2 Januari 2023

Terbit

 

  Halaman     :

1/

7

 

PUSKESMAS SUMPIUH I

Ttd Kepala Puskesmas

 

dr. Anggoro Supriyo

NIP.197101122002121002

1. Pengertian

Respon berupa hasil atau instruksi selanjutnya dari sarana kesehatan rujukan balik rumah sakit atau klinik terhadap kelanjutan pengobatan pasien yang telah dirujuk sebelumnya

2. Tujuan

Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pasien yang mendapat rujukan balik dari rumah sakit atau klinik yang ditunjuk

3. Kebijakan

SK Kepala Puskesmas No. 400/SK.55/I/2019 tentang pelayanan klinis di Puskesmas Sumpiuh I

4. Referensi

a.    Sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan

b.    Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2012

5. Prosedur / Langkah- langkah

1.  Petugas menerima pasien dan meminta hasil rujukan balikdari pasien atau keluarga pasien

2.  Jika petugas menerima hasil rujuk balik dari rumah sakitberupa file yang dikirim melalui web, maka petugas mangarsipkan file tersebut ke dalam bentuk print out

3.  Petugas meneliti berupa hasil pemeriksaan, diagnosa danterapi yang diinstruksikan dari rumah sakit atau dokter spesialis atau klinik sebagai rujukan pasien

4.  Petugas menulis diagnosa dan terapi lanjutan hasil rujukandi rekam medis pasien

5.  Petugas melaksanakan instruksi dari fasilitas rujukan kepadapasien

6.  Petugas mendokumentasikan hasil monitoring kondisi medis

 

pasien pada rekam medis/ buku monitoring.

6. Bagan Alir

Tidak diperlukan

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Pencatatan hasil rujuk balik dengan lengkap pada rekam medis

8. Unit Terkait

Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang Gawat Darurat, Ruang

Rawat Inap, Ruang Kesehatan Ibu dan KB, Ruang Kesehatan

Anak dan Imunisasi, Ruang Persalinan, Klinik TBC

9. Dokumen


SOP Resusitasi

Posted by with No comments

 


NAMA RUMKIT

Alamat 

No. FORM

Form/02/030

No. Dokumen

201

TanggalPembuatan

04-01-2022

No. Revisi

0

JumlahHalaman

3

DOKUMEN STANDAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PRAKTIK LABORATORIUM

JUDUL

RESUSITASI

UNIT KERJA

RUANG KEBIDANAN

DibuatOleh,

 

Diperiksa,

 

 (Bagian Laboratorium)

Ditetapkan,

 (Ketua )

Dikendalikan,

(Ketua LPM)

1. Pengertian

:

Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untyk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat vital lainnya

2. Tujuan

:

1.       Memberikan ventilasi yang adekuat

2.       Membatasi kerusakan cerebi

3.       Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya

4.       Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri.

3. Prosedur

:

: Persiapan Pasien

  1. Identifikasi klien
  2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
  3. Inform consent 

Persiapan alat

1.       Tempat resusitasi datar, keras, bersih, kering dan hangat

2.       Handuk atau kain bersih dan kering untuk mengeringkan, serta menutup tubuh dan kepala bayi, kain kecil (1) untuk ganjal bahu (5cm) 

3.       Alat pengisap lender  

       Bola karet bersih dan kering

       Penghisap de lee DTT / Steril

4.       Alat penghantar udara / oksigen 

       Tabung sungkup untuk bayi cukup bulan dan premature

       Sungkup dengan bantalan karet atau udara

       Balon sungkup dengan katup pengatur tekanan

5.       Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm 

Pelaksanaan

PENILAIAN BAYI BARU LAHIR

          1.   Lakukan penilaian (selintas)

     Apakah bayi cukup bulan ?

     apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

     Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada


 

 

asfiksia bayi baru lahir.

2.       Bila air ketuban bercampur mekonium, lakukan penilaian apakah bayi menangis / bernafas normal / megap-megap / tak bernafas :

       Jika menangis atau bernafas normal, potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak dibubuhi apapun dilanjutkan dengan Langkah Awal

       Jika megap-megap atau tidak bernafas, buka mulut lebar, usapmulut dan isap lender, potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak dibubuhi apa pun, dilanjutkan dengan Langkah Awal

LANGKAH AWAL

3.       Selimuti bayi dengan handuk / kain yang diletakkan diatas perut ibu, bagian muka dan dada bayi tetap terbuka

4.       Letakkan bayi di tempat resusitasi

5.       Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu, yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengatur tebal handuk / kain ganjal bahu yang telah disiapkan

6.       Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lender pada mulut sedalam < 5 cm dan kemudian hidung bayi sedalam < 3 cm

7.       Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan gosok-gosok dada / perut / punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang pernafasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan kering. Selimuti bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan dada terbuka

8.       Memposisikan Kepala bayi dan nilai kembali usaha nafas

       Bila menangis kuat atau bernafas spontan, lakukan asuhan bayi baru lahir

       Bila tetap tidak bernafas atau megap-megap, maka lakukan

ventilasi

Perhatikan         Langkah 2-8 dilakukan dalam waktu 30 detik

VENTILASI

9.       Mulai ventilasi

       Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami masalah (Seperti telah diprediksi sebelumnya ) sehingga perlu dilakukan tindakan resusitasi

       Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan minta mereka ikut membantu (pengawasan ibu dan pertolongan bagi bayi baru lahir dengan asfiksia)

10.   Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan sungkup ataupun dengan balon dan sungkup. Langkah-langkahnya adalah sama. Perbedaannya hanya pada beberapa hal berikut ini. Dengan tabung dan sungkup :

       Udara di sekitar harus dihirup kedalam mulut dan hidung penolong, kemudian dihembuskan lagi ke jalan nafas bayi melalui mulut – tabung – sungkup

       Untuk memasukkan udara baru, penolong harus melepaskan mulut dari pangkal tabung untuk menghirip udara baru ddan memasukkannya kembali ke jalan nafas bayi ( bila penolong tidak melepas mulutnya dari pangkal tabung, mengambil nafas dari hidung dan langsung meniupkan udara, maka yang masuk adalah udara ekspirasi dari paru penolong )

       Pemenuhan frekuensi 20 kali dalam 0 detik menjadi sulit karena penghisapan udara


 

 

11.   Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar penolong dapat menilai pengembangan dada bayi saat dilakukan peniupan udara

12.   Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dengan jalan meniup pangkal tabung atau menekan balon sambil menahan corong sungkup

13.   Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu ( perhatikan perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi )

VENTILASI PERCOBAAN

14.   Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara ( 20cm

H20) ke jalan nafas bayi

       Perhatikan gerakan dinding dada

o   Naiknya dinding dada mencerminkan mengembangnya paru dan udara masuk dengan baik

o   Bila dinding dada tidak naik / mengembang periksa kembali :

ü  Kemungkinan kebocoran perlengkatan sungkup dan hidung

ü  Posisi kepala dan jalan nafas

ü  Sumbatan jalan nafas oleh lender pada mulut dan hidung

       Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi percobaan

VENTILASI DEFINITIF

15.   Setelah ventilasi percobaan berhasil, maka lakukan ventilasi definitive dengan jalan meniupkan udara dengan frekuensi 20 kali dalam waktu 30 detik

       Nilai hasil ventilasi (pernapasan setiap 30 detik)

16.   Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutan tindakan :

       Jika setelah 30 detik pertama bayi menangis kuat dan bergerak aktif, maka selimut bayi dan serahkan pada ibunya untuk menjaga kehangatan tubuh dan inisasi menyusu dini

       Jika setelah 30 detik pertama bayi belum bernafas spontan atau megap-megap, maka lanjutkan tindakan ventilasi

       Jika bayi mulai bernafas tetapi disertai dengan tarikan atau retraksi dinding dada bawah, maka segera rujuk ke fasilitas rujukan sambil tetap diberikan ventilasi

17.   Jika bayi belum bernafas spontan atau megap-megap, lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik selanjutnya dan lakukan penilaian ulang (lihat no. 16)

       siapkan rujukan    Bila tidak bernafas dan telah di ventilasi lebih dari 2 menit

       Hentikan resusitasi sesudah 10 menit bayi tidak bernafas dan tidak ada denyut jantung

TINDAKAN PASCARESUSITASI

18.   Bila resusitasi berhasil :

Lanjutkan penatalaksanaan aktif persalinan kala III sesuai penuntun persalinan normal

19.   Bila perlu rujukan :

       Lakukan konseling untuk merujuk bayi beserta ibu dan keluarga

       Lanjutkan resusitasi

       Pantau tanda bahaya

 

 

20.   Bila resusitasi tidak berhasil :

       Melakukan konseling pada ibu dan keluarga

       Memberikan petunjuk perawatan payuda

       Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus

21.   . Lakukan dekontaminasi seluruh peralatan yang telah digunakan Pengisap lender direndam setelah dibilas dengan larutan

klorin 0,5

       SEka sungkup dengan larutan klorin 0,5

       Rendam kain ganjal dan pengering tubuh bayi

REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI

22.   Catat secara rinci :

       Kondisi saat lahir

       Tindakan untuk memulai pernafasan

       Waktu antara lahir dengan tindakan langkah awal dan ventilasi

       Proses resusitasi dan hasilnya

       Bila resusitasi gagal, apa penyebabnya

       Keterangan rujukan apabila dirujuk

6. BaganAlur

:

Terlampir