|
NAMA RUMKIT Alamat |
No. FORM |
Form/02/030 |
|||||
No. Dokumen |
201 |
|||||||
TanggalPembuatan |
04-01-2022 |
|||||||
No. Revisi |
0 |
|||||||
JumlahHalaman |
3 |
|||||||
DOKUMEN STANDAR |
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PRAKTIK LABORATORIUM |
|||||||
JUDUL |
RESUSITASI |
|||||||
UNIT KERJA |
RUANG KEBIDANAN | |||||||
DibuatOleh,
|
Diperiksa, (Bagian Laboratorium) |
Ditetapkan, (Ketua ) |
Dikendalikan, (Ketua LPM) |
|||||
1. Pengertian |
: |
Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian
oksigen dan curah jantung yang cukup untyk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat vital lainnya |
||||||
2. Tujuan |
: |
1. Memberikan ventilasi yang adekuat 2. Membatasi kerusakan cerebi 3. Pemberian oksigen dan curah jantung
yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital
lainnya 4. Untuk memulai atau mempertahankan
kehidupan ekstra uteri. |
||||||
3. Prosedur |
: |
: Persiapan
Pasien
Persiapan alat 1. Tempat resusitasi datar, keras,
bersih, kering dan hangat 2. Handuk atau kain bersih dan kering
untuk mengeringkan, serta menutup tubuh dan kepala bayi, kain kecil (1) untuk
ganjal bahu (5cm) 3. Alat pengisap lender • Bola karet bersih dan kering • Penghisap de lee DTT / Steril 4. Alat penghantar udara / oksigen • Tabung sungkup untuk bayi cukup
bulan dan premature • Sungkup dengan bantalan karet atau
udara • Balon sungkup dengan katup pengatur
tekanan 5. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm Pelaksanaan
PENILAIAN BAYI BARU LAHIR 1. Lakukan
penilaian (selintas) • Apakah bayi cukup bulan ? • apakah air ketuban jernih, tidak
bercampur mekonium ? • Apakah bayi menangis kuat dan/ atau
bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif ? Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke
langkah resusitasi pada |
|
|
asfiksia
bayi baru lahir. 2. Bila air ketuban bercampur
mekonium, lakukan penilaian apakah bayi menangis / bernafas normal /
megap-megap / tak bernafas : • Jika menangis atau bernafas normal,
potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak dibubuhi apapun
dilanjutkan dengan Langkah Awal •
Jika
megap-megap atau tidak bernafas, buka mulut lebar, usap mulut dan isap lender, potong tali pusat dengan
cepat, tidak diikat dan tidak dibubuhi apa pun, dilanjutkan dengan Langkah
Awal LANGKAH AWAL 3. Selimuti bayi dengan handuk / kain
yang diletakkan diatas perut ibu, bagian muka dan dada bayi tetap terbuka 4. Letakkan bayi di tempat resusitasi 5. Posisikan kepala bayi pada posisi
menghidu, yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengatur tebal handuk / kain
ganjal bahu yang telah disiapkan 6. Bersihkan jalan nafas dengan
menghisap lender pada mulut sedalam < 5 cm dan kemudian hidung bayi
sedalam < 3 cm 7. Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan
gosok-gosok dada / perut / punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk
merangsang pernafasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan
kering. Selimuti bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan dada terbuka 8. Memposisikan Kepala bayi dan nilai
kembali usaha nafas • Bila menangis kuat atau bernafas
spontan, lakukan asuhan bayi baru lahir • Bila tetap tidak bernafas atau
megap-megap, maka lakukan ventilasi Perhatikan Langkah 2-8 dilakukan dalam waktu 30
detik VENTILASI 9. Mulai ventilasi • Beritahu pada ibu dan keluarga
bahwa bayi mengalami masalah (Seperti telah diprediksi sebelumnya ) sehingga
perlu dilakukan tindakan resusitasi • Minta ibu dan keluarga memahami
upaya ini dan minta mereka ikut membantu (pengawasan ibu dan pertolongan bagi
bayi baru lahir dengan asfiksia) 10. Ventilasi dapat dilakukan dengan
tabung dan sungkup ataupun dengan balon dan sungkup. Langkah-langkahnya
adalah sama. Perbedaannya hanya pada beberapa hal berikut ini. Dengan tabung
dan sungkup : • Udara di sekitar harus dihirup
kedalam mulut dan hidung penolong, kemudian dihembuskan lagi ke jalan nafas
bayi melalui mulut – tabung – sungkup •
Untuk
memasukkan udara baru, penolong harus melepaskan mulut dari pangkal tabung
untuk menghirip udara baru ddan memasukkannya kembali ke jalan nafas bayi (
bila penolong tidak melepas mulutnya dari pangkal tabung, mengambil nafas
dari hidung dan langsung meniupkan udara, maka yang masuk adalah udara
ekspirasi dari paru penolong ) • Pemenuhan frekuensi 20 kali dalam 0
detik menjadi sulit karena penghisapan udara |
|
|
11. Sisihkan kain yang menutup bagian
dada agar penolong dapat menilai pengembangan dada bayi saat dilakukan
peniupan udara 12. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dengan jalan meniup pangkal
tabung atau menekan balon sambil menahan corong sungkup 13. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu ( perhatikan
perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi ) VENTILASI PERCOBAAN 14. Tiup pangkal tabung atau tekan
balon untuk mengalirkan udara ( 20cm H20) ke
jalan nafas bayi • Perhatikan gerakan dinding dada o Naiknya dinding dada mencerminkan
mengembangnya paru dan udara masuk dengan baik o Bila dinding dada tidak naik /
mengembang periksa kembali : ü Kemungkinan kebocoran perlengkatan
sungkup dan hidung ü Posisi kepala dan jalan nafas ü Sumbatan jalan nafas oleh lender
pada mulut dan hidung • Lakukan koreksi dan ulangi
ventilasi percobaan VENTILASI DEFINITIF 15. Setelah ventilasi percobaan
berhasil, maka lakukan ventilasi definitive dengan jalan meniupkan udara
dengan frekuensi 20 kali dalam waktu 30 detik • Nilai hasil ventilasi (pernapasan
setiap 30 detik) 16. Lakukan penilaian ventilasi dan
lanjutan tindakan : • Jika setelah 30 detik pertama bayi
menangis kuat dan bergerak aktif, maka selimut bayi dan serahkan pada ibunya
untuk menjaga kehangatan tubuh dan inisasi menyusu dini • Jika setelah 30 detik pertama bayi
belum bernafas spontan atau megap-megap, maka lanjutkan tindakan ventilasi • Jika bayi mulai bernafas tetapi
disertai dengan tarikan atau retraksi dinding dada bawah, maka segera rujuk
ke fasilitas rujukan sambil tetap diberikan ventilasi 17. Jika bayi belum bernafas spontan
atau megap-megap, lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik selanjutnya dan
lakukan penilaian ulang (lihat no. 16) • siapkan rujukan Bila tidak bernafas dan telah di
ventilasi lebih dari 2 menit • Hentikan resusitasi sesudah 10
menit bayi tidak bernafas dan tidak ada denyut jantung TINDAKAN PASCARESUSITASI 18. Bila resusitasi berhasil : Lanjutkan
penatalaksanaan aktif persalinan kala III sesuai penuntun persalinan normal 19. Bila perlu rujukan : • Lakukan konseling untuk merujuk
bayi beserta ibu dan keluarga • Lanjutkan resusitasi • Pantau tanda bahaya |
|
|
20. Bila resusitasi tidak berhasil : • Melakukan konseling pada ibu dan
keluarga • Memberikan petunjuk perawatan
payuda • Melakukan pencatatan dan pelaporan
kasus 21. . Lakukan dekontaminasi seluruh
peralatan yang telah digunakan Pengisap lender direndam setelah
dibilas dengan larutan klorin
0,5 • SEka sungkup dengan larutan klorin
0,5 • Rendam kain ganjal dan pengering
tubuh bayi REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI 22. Catat secara rinci : • Kondisi saat lahir • Tindakan untuk memulai pernafasan • Waktu antara lahir dengan tindakan
langkah awal dan ventilasi • Proses resusitasi dan hasilnya • Bila resusitasi gagal, apa
penyebabnya • Keterangan rujukan apabila dirujuk |
6. BaganAlur |
: |
Terlampir |
0 Reviews:
Posting Komentar
Silahkan tinggal pesan, dilarang SPAM, SARA dan Melanggar Hukum