Sabtu, 04 Februari 2012

Pawang Buaya dalam Tinjauan Aqidah Islam (Studi Kasus Masyarakat Pemulutan Ulu dan Pemulutan Ilir Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan)”

Posted by with No comments



 
Pawang Buaya dalam Tinjauan Aqidah Islam (StudiKasus Masyarakat Pemulutan Ulu dan Pemulutan Ilir Kabupaten Ogan Ilir SumateraSelatan)”

A.    Latar Belakang

1
 
Pada umumnya tradisi sejarah di Indonesia terhadap kepercayaan dengan legenda bermula dalam lingkungan keraton (istana sentries) di mana hasilnya dikenal dengan sejarah tradisional (historiografi tradisional). Dalam lingkungan keraton terdapat orang yang ahli menuliskan legenda tersebut. Para pujangga menuliskan silsilah keluarga raja, kebijaksanaan raja, hukum maupun karya sastra. Untuk memperkuat tulisannya biasanya para pujangga menggunakan mitos dan legenda dalam tradisi sejarahnya, sehingga tokoh raja dalam tulisannya akan mendapatkan pulung (kharisma) yang diwariskan penguasa sebelumnya. Sebagai contoh adalah legenda keagamaan berisi tentang cerita orang-orang yang dianggap suci atau saleh dengan tambahan segala macam keajaiban, kesaktian dan benda-benda keramat, sepert Wali Songo, Sunan Kali Jaga, Syekh Siti Jenar juga     legenda alam gaib yang berhubungan dengan kepercayaan dan takhayul yang di percaya masyarakat sekitar, biasanya menceritakan tentang hantu, genderewo, sundel bolong atau mahluk jadi-jadian dan juga legenda lokal yaitu cerita tentang asal mula terjadinya (terbentuknya) nama suatu tempat, danau, gunung, bangunan misalnya cerita terbentuknya Danau Toba[1].
Sumatera Selatan, sebagai daerah yang dipenuhi rawa-rawa dan dilewati banyak sungai, memiliki populasi buaya yang cukup banyak dan penampakan buaya merupakan hal biasa. Bahkan di kalangan masyarakat dikenal pula ilmu buaya, yakni ilmu hitam, yang mana pemiliknya akan berubah menjadi buaya kalau sudah meninggal dunia. Demikian juga warga di desa Pemulutan, Kecamatan Ogan Ilir, Sumatera selatan. Mereka sangat percaya dengan legenda-legenda mengenai buaya. Selain itu ilmu buaya masih banyak dikuasai masyarakat Pemulutan dan bahkan ada yang menjadi pawang buaya.[2]
Kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang gaib dewasa ini semakin marak terutama terapi pengobatan lewat makhluk halus seperti jin dan hal-hal yang berbau mistik lainnya. Mereka menyebutkan sebagai pengobatan alternatif, atau juga sebagai pengobatan supranatural. Sebutan boleh berbeda-beda, namun hakikatnya tetap sama, sama-sama menyimpang dan merusak aqidah Islam yang benar.


[1] Irawan, Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia, (http://www.wacananusantara.org /content/view/category/99/id/272?mycustomsessionname=a68737f0017a3a797952fdff69d4787b, online.  diakses tanggal 26 April 2011)
[2] Anand, Legenda Raja Buaya Sumatera Selatan, (http://pempek-dos.blogspot.com/, online. diakses tanggal 30 Maret 2011)

Mau yang Lengkap klik disini

0 Reviews:

Posting Komentar

Silahkan tinggal pesan, dilarang SPAM, SARA dan Melanggar Hukum